Pages

Sabtu, 18 April 2015

Pria dan Ejakulasi dini

            


        Ejakulasi dini mungkin menjadi musuh paling memalukan bagi seorang pria. Pasalnya, ejakulasi dini saat ini makin marak dan makin tak terkendali jumlahnya. Hal itu dapat di ketahui melalui banyaknya jumlah obat-obatan yang mengatasi masalah ejakulasi dini. Di sisi lain, selain sebagai musuh yang paling memalukan, ejakulasi dini juga musuh yang paling menyakitkan secara batin. Karena sang pria tidak bisa memberikan nafkah secara batin untuk istrinya.Lalu apa sih, ejakulasi dini itu?
Ejakulasi dini adalah suatu penyakit pada laki-laki, di mana sang laki-laki sangat cepat mengeluarkan air spermanya ke dalam lubang fagina wanita. Sebenarnya, ejakulasi dini tidak dapat di artikan sebagai suatu penyakit. Pasalnya, jika sang istri merasakan puas dalam waktu 5 menit saja dan dalam waktu lima menit san pria pun bisa memberikan kepuasan batin sang istri, maka sang pria bukan orang yang menderita ejakulasi dini. Tapi, apabila sang istri merasakan nikmatnya bercinta dengan sang pria dan merasa puas dalam  waktu 5 menit, tetapi sang pria tidak bisa memberikan kepuasan batin pada sang istri dalam waktu 5 menit bahkan kurang berarti sang pria terkena ejakulasi dini. Lalu apa penyeban ejakulasi dini?
1.    Rendahnya produksi prostaglandin E-1 (PGE-1) akibat adanya penipisan zar kimia dan hormon. PGE-1 melemaskan jaringan spons penis dan meningkatkan sarap parasimpatis untuk ereksi yang keras. PGE-1 dapat menyebabkan penis ereksi dan bertambah panjang. Masturbasi terlalu sering menyebabkan ejakulasi dini, apalagi jika masturbasi dilakukan dengan teknik yang salah. Masturbasi menyebabkan tubuh terbiasa berada dalam mode simpatis, sebuah mode tubuh yang bekerja ketika ejakulasi terjadi.
2.    Terlalu sering mengeluarkan cairan kelenjar bulborethal yang mengandung prostaglandin E-2 yang merangsang pematangan atau pembukaan katup ejakulasi. Untuk memperpanjang ereksi selama 2-3 jam, tubuh membutuhkan banyak hormon seperti DHEA, androstenedion, tetsosteron dan estrogen.
3.    Ejakulasi yang terlalu sering menyebabkan prostat memiliki refleks ejakulasi. Logikaya mirip dengan pelatihan respon intuitif pada seni bela diri yang mendorong respon simpatis otak.
4.    Terlalu banyak masturbasi akan membuat prostat menghasilkan banyak testosteron.
5.    Terjadinya abrasi pada saluran-saluran ejakulasi prostat dan neuromuskuler menyebabkan terjadinya ejakulasi dini ketika tubuh menerima stimulasi seksual baik itu melalui penglihatan, pendengaran maupun dengan penetrasi. Hal ini juga menyebabkan ukuran prostat membesar dan melemahkan kekuatan “semprotan” sperma ketika ejakulasi, dan melemahkan kontrol atas air seni. Secara umum diperlukan 3-12 bulan untuk memperbaiki ujung syaraf yang rusak dan memperbaiki pembesaran prostat bisa dilakukan dalam satu bulan.
6.    Kurangnya hormon Dopamin dalam otak akan melemahkan fungsi hipofisis-testis dan fungsi tiroid. Sebagai hasilnya, anda akan mengalami defisiensi testosteron, kehilangan kejantanan, mengecilkan ukuran penis dan kehilangan rasa pecaya diri.
7.    Penipisan otak dan penurunan tingkat asetilkolin sinaptik yang penting bagi komunikasi saraf, penginderaan dan fungsi pergantian energi yang dibutuhkan pada mode parasimpatis termasuk penurunan fungsi organ seks ketika ereksi terjadi. Defisiensi dari asetilkolin adalah penyebab impotensi dan ereksi lemah yang memicu terjadinya ejakulasi dini. Hal ini juga akan menurunkan fungsi hati, fungsi adrenal dan testis yang mengakibatkan tubuh kekurangan Nitric Oxide, DHEA, androstenedion dan testosteron. Kurangnya hormon seks dalam otak menyebabkan pria kehilangan libido.

8.    Menipisnya jumlah serotonin di otak dan saraf di tulang belakang yang memodulasi pergantian fungsi otonom otak dari mode parasimpatis ke mode simpatis (fungsi saraf dimana ejakulasi akan terjadi). Kekurangan serotonin secara berlebihan akan memicu perubahan dopamin/norepinefrin menjadi adrenalin (epinefrin) pada mode simpatis tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan suasana hati, kecemasan, stres, hipertensi dan kelelahan.

0 komentar:

Posting Komentar